Ketika berkunjung ke suatu kota, selain mencari tempat unik dan sejarahnya, satu hal yang tidak pernah saya lewatkan adalah menyicipi kulinernya. Sama halnya saat saya berkunjung ke kota Solo di liburan semester minggu lalu. Di tempat ini pula, saya berkesempatan bertemu dengan orang-orang yang sangat ramah dan inspiratif.
Kak Riski dan Aden, mereka adalah anggota Jas Merah (Remaja Solo Pecinta Sejarah) yang saya temui ketika menghadiri salah satu acara di Solo.
"Sudah makan Selat?" tanya mas Riski saat break acara.
Ketika pertama kali mendengar nama "Selat" yang terlintas di fikiran saya adalah daerah perairan sempit yang memisahkan dua daratan, seperti selat Sunda dan selat Malaka. Tapi setelah dijelaskan, ternyata oh ternyata yang dimaksud teman saya ini adalah Selat makanan khas kota Solo. Saya jadi malu sendiri hehehehe.....
Lokasi
Setelah briefing kilat, saya diantar ke salah satu tempat makan terlaris yang menyediakan Selat sebagai menu utamanya. Lokasinya berada di Jl. Hasanudin No No.99 D/E, Punggawan, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.Beruntung, saat kami berkunjung ke tempat itu tidak terlalu ramai meski sudah memasuki jam makan siang. Dari penuturan dua teman saya, tempat ini biasanya selalu ramai bahkan parkirnya bisa sampai bermeter-meter jauhnya dari tempat ini.
Selat Solo |
Setelah memesan dan menunggu beberapa menit, pesanan Selat Solo sayapun akhirnya datang. Dari segi tampilan, Selat Solo tidak jauh berbeda dengan makanan Salad ala orang-orang Eropa. Satu porsi Selat didominasi oleh sayuran seperti kentang, wortel, buncis, dan selada. Bedanya, Selat ini dihidangkan dengan bola-bola daging, telur, serta kuah yang terasa manis. Cita rasa yang khas kota Solo sekali.
Bola-bola dagingnya sangat empuk. Jika kalian suka dengan hidangan daging, saya sarankan untuk memilih menu bola-bola daging double. Sangat-sangat tidak akan mengecewakan. Bahkan bisa bikin ketagihan. Menurut saya, Selat Solo ini sangat unik. Seperti perpaduan antara Beef steak dan Salad. Kuah manisnya pun tidak bikin 'eneg. Ada rasa asam dan manisnya gitu. Enaknya, pas-mantab👌
Sejarah dan Asal Usul Selat Solo
Dari penurutan mas Riski, saya mendapatkan banyak penjelasan tentang fakta dan asal-usul makanan khas kota Solo ini. Pada zaman dahulu, Selat merupakan salah satu makanan kerajaan. Di zaman kolonial, beberapa masakan kerajaan memiliki unsur dari Eropa. Hal ini bisa kita lihat dari keberadaan kecap Inggris yang menjadi salah satu bahan Selat.Dan seperti dugaan saya, ternyata Selat Solo ini adalah salah satu makanan modifikasi dari Salad dan Beefsteak. Hal ini dilatar belakangi oleh orang-orang luar negeri yang datang dan membawa makanannya ke Indonesia. Akan tetapi, karena makanan luar tersebut tidak sesuai dengan lidah orang Indonesia. Maka terciptalah makanan modifikasi yang salah satunya adalah Selat Solo ini.
Tempat Memesan |
Harga Selat Solo
Untuk menikmati satu porsi selat Solo dan es teh manis di saya hanya perlu mengeluarkan uang sejumlah Rp 18.000,- saja. Sangat terjangkau bukan?Selain harga yang ramah dikantong. Tempat yang luas dan bersih, pelayanan yang cepat, serta cita rasa yang authentic, tak heran bila tempat makan ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan.
Menu lain di Vien's |
Ah ya sampai lupa. Selain Selat, di tempat ini juga menyediakan satu makanan khas kota Solo yang lain. Contohnya seperti sup matahari dan Timlo. Namun, berhubung perut saya sudah full jadi tidak sempat menyicipi menu ini, meskipun dalam hati penasaran pake banget hehe. Mungkin kalau saya berkunjung ke Solo lagi bisa saya coba dan ceritakan.
Bonus Pic : Mas Riski - Mbak Aden dan Saya |
Terimakasih sudah membaca #Tuesdaytasty!
21 Komentar
enak bangettt mba kliatan nya. apalagi sambil ngumpul sama tmn tmn..
BalasHapusWah, kalau berkunjung ke solo bakal cobain selat ini.😆
BalasHapusSudah lama tau tentang selat solo ini di tv. Tapi belum sempat nyobain, karena di daerah tempat tinggal gak ada yang jualan. Sepertinya harus ke solo langsung kalau pengen coba makan.
Unik banget ya nama dan bentuknya. Maklum sebagai orang asli Jambi di sini nggak ada makanan seperti itu. Jadi penasaran deh pengen coba juga.
BalasHapusAku belum pernah mas makan selat solo, malah baru tahu dari baca tulisannya di blog ini. Apakah selat solo itu sama dengan rawon, tapi isinya bukan daging, jadi jatuhnya rawon vegetarian gitu, karena rasanya manis? Hihihi, bikin penasaran.
BalasHapusMasa SD dan SMA saya ada di kota Solo. Tetapi entah kenapa, saya merasa lidah tidak berjodoh dengan selat. Terlampau manis sih bagi saya.
BalasHapusJadi ngiler nih lihat selat Solo. Belum pernah makan ini, belum pernah berkunjung ke Solo juga sih. Semoga suatu saat bisa nyobain hehe
BalasHapusMurah banget selatnya cuma 18.000
BalasHapuspas aku ke Solo sayang banget ga sempet nyobain selat
Saya baru dengar ada makanan yang namanya Selat, layak untuk dicoba ini Mbak. Cuma Solo jauh dari sini, kalau Solok baru dekat. Eh.
BalasHapusUnik nich kak... secara beberapa kali ke SOLO ga tau ada makanan selat ini... jadi semacam saladnya ala orang SOLO ya kak
BalasHapusFavorit banget nih sama selat solo. Pengen banget bisa masaknya di rumah. Biar gak harus jauh-jauh ke Solo buat makan selat
BalasHapusNamanya lucu', baru pertama kali tau. Perlu dicoba nih
BalasHapusOalah, jadi selat itu merupakan akulturasi bahasa dari salad ya. Hmmmm... pantas akar katanya gak ketemu. Hehe
BalasHapusSering denger soal selat solo, sayangnya belum pernah ke Solo, apalagi nyobain selat solo.
Walah kak..ini makanan spesial kesukaan sy...tp baru tau yg ini di Solo ..nanti klo ke Solo tak mampir wajib ini wkwk mksh ya kak infonya..
BalasHapusSelat Solo itu seperti bistik ala Jawa dengan tambahan resep khas nusantara, ya. Rasanya enak banget. Kalau di sini saya bisa ketemu selat solo di 2 tempat: saat resepsi orang kaya dan di sebuah kafe milik orang keturunan kraton.
BalasHapusLangganan tuuh kalau ke Solo. Soalnya Vien's sebelah hotel, dan hotelnya dekat stasiun. Murmer pula...
BalasHapusAda lagi Selat mb Lies yah. Yg ada keramik² antik...
Bedanya dengan soto lamongan apa yah? Wah ternyata indonesia banyak macam kulinernya termasuk soto juga.
BalasHapusLaah saya baru tahu klo ada makanan namanya Selat. Itu termasuk masakan tradisional solo atau gimana?
BalasHapusKlo liat penampakannya sih kayak ada rasa manis asam dan pedas gitu ya mbak?
aku suka daging. apalagi steak. salad juga suka. kalau selat soto perpaduan keduanya jadi pengeeeeeeennnn... gimana dong. kayaknya enak tuh?
BalasHapusWah sama Mbak Anda... saya juga pertama kali baca judul artikel Mbak Anda ini auto-mikir, ini apa ada relasinya dengan Selat Sunda ya haha...ternyata makanan khas hidangan raja ya, khas kota Solo. Ntar kl saya jadi ikut muktamar di Surakarta pingin wiskul ini deh hehe...
BalasHapusWah baru tahu kalau ada makanan kota solo yang bernama Selat. Kenapa temen saya kok nggak ngajakin sewaktu saya di Solo ya...
BalasHapusBaru tau ada nama makanan selatt. Padahal aku org jateng jugaa.... Ya ampun akuuuu
BalasHapusPengen cobainnnn
Thank you for your time to come by and leave comment! Follow me on Instagram @andayanirhani, let me know you found me from my blog, and I'll follow you back :)
-Xoxo