[Prespektif] : I Love You but I'm Letting Go!

i love you but im letting go

Hai guys! Di malam Minggu edisi relationship ini saya akan menulis prespektif tentang I love you but I'm letting go! Judulnya mirip judul lagu? Ya memang inspirasi saya dari situ. Selain alasan pengalaman pribadi juga si hehehe...

Saya memiliki dua prespektif berbeda di judul ini. Dimana keduanya saling bertolak belakang. Bagai minyak dan air yang justru menyatu serta bergelayut indah di kepala saya. 

Sebelum menulis tentang prespektif saya tentang hal ini. Saya akan menuliskan dua garis besar yang menjadi latar belakang, 

kenapa hal ini bisa terjadi? 


Bertepuk Sebelah Tangan

Pada intinya, cinta itu adalah kegiatan tentang saling. Saling memahami, saling membahagiakan, saling menjaga, dan saling-saling lainnnya. Jika perasaanmu bertepuk sebelah tangan maka, definisi cinta itu bisa diibaratkan tepuk tangannya. Keduanya harus saling bertemu. Nggak bisa kalau cuma salah satu.

Jika kamu mencintainya namun, memilih untuk merelakan perasaanmu yang bertepuk sebelah tangan. Maka, berbahagialah. Hal yang kamu lakukan itu satu langkah mendekat pada kehabagiaan. Lagipula, mustahil kamu akan merasa bahagia ketika menjalin hubungan dengan orang yang menerimamu karena terpaksa.

Ketika sedang menyukai seseorang. Tak jarang kita berusaha melakukan hal apapun agar menarik perhatian si 'doi'. Perlahan namun pasti, hal yang kamu lakukan itu justru membuat kepribadianmu menjadi berbeda hingga kehilangan jati diri.

Perubahan itu sering kali membuatmu jauh dan lupa pada orang-orang yang tulus menerima keberadaanmu. Bahkan tidak menutup kemungkinan, kamu akan kehilangan seseorang yang diam-diam menyimpan perasaan padamu.

Dengan merelakannya pada orang lain. Hubungan ‘pertemanan’ kamu dan dia bisa lebih langgeng daripada hubungan dia dengan pasangannya. Karena tidak semua orang bisa bersikap sama lagi ketika status pasangannya sudah berubah menjadi mantan. Apa kamu salah satunya? 

Beda cerita jika kamu membiarkannya bahagia bersama orang lain dan memilih untuk  melanjutkan hubungan sebagai seorang teman. Selain keluar dari terjerat dalam cinta segitiga yang rumit. Kamu jadi punya kesempatan untuk mendekatinya di lain waktu. Whoopsie....


Ingin Melihat Dia Bahagia Bersama Orang yang Lebih Baik

Nah ini-nih, ini yang salah kaprah. Saya nggak habis fikir kenapa ada manusia yang bisa berfikir kayak gini. Jika alasannya membiarkannya bahagia bersama orang lain karena perasaannya bertepuk sebelah tangan. Sangat bisa diterima hati dan logika. Egois jika hanya kamu sendiri yang bahagia memilikinya. Sedangkan pasanganmu justru merasa menderita.

Tapi kalau alasan ini digunakan saat mereka, atau kamu dan dia ‘saling’ menyimpan rasa satu sama lain. Menurut saya, nggak banget. Selain menyakiti diri sendiri, secara nggak langsung kamu juga melukai orang yang kamu sayangi. Sakit tapi tidak berdarah. Ya begitulah. Eh malah jadi curcol.

Jika kamu ingin pasangan kamu bahagia bersama orang yang lebih baik. Kenapa kamu tidak berusaha menjadi orang baik itu? 

Jika memang hubungan sudah tidak bisa dilanjutkan. Berjuang pun rasanya sudah seperti angin lalu. Alasan melepaskannya untuk melihat dia bahagia bersama orang lain bisa menjadi solusi terbaik. 

Tapi, sebagian orang justru menyimpan rapat-rapat sendiri alasannya. Pergi begitu saja dengan meninggalkan segudang tanda tanya. 
“Pergimu atas salahku yang mana?”


Prespektif tentang I Love You but I'm Letting Go

Sebagai manusia normal, sayapun 'pernah' menaruh perasaan dan harapan kepada seseorang. Tentu tidak semuanya bisa terbalas kan? Perasaan yang bertepuk sebelah tangan sangat mustahil bisa saya hindari. 

Jika kembali ke masalalu, saya akan menertawakan diri saya sendiri. Karena perasaan yang bertepuk sebelah tangan itu pada akhirnya menjadi hal yang paling saya syukuri hari ini. Kenapa? 

Alasan pertama. Karena perasaan bertepuk sebelah tangan, peluang koleksi mantan jadi berkurang. Tidak jatuh ke lubang patah hati yang lebih dalam dan yang pasti, saya jadi masih bisa tertawa bersamanya sampai saat ini.

Selain menjadi hal yang paling saya syukuri. I Love You but I'm Letting Go ini juga menjadi hal yang paling menyakiti. Apalagi pas ditinggal waktu lagi sayang-sayangnya. Automatically nyesek, guys

Intinya, jika bersama membuat kamu atau dia merasa terpaksa atau terluka maka, lepaskanlah. Dengan cara yang baik dan alasan yang jelas tentunya. 

Namun, jika perpisahan membuat kamu dan dia merasa saling tersakiti maka, berjuanglah. Bagaimana cara berjuangnya?


Meningkatkan Kualitas Diri

Jika diibaratkan jari adalah sebuah hubungan, maka kuku adalah masalahnya. Kadang masalah (kuku) kecil itu bisa berubah jadi masalah yang panjang kalau dibiarkan begitu saja. Dan yang harus kamu lakukan untuk mengatasinya adalah memotong kuku (masalahnya) bukan jarinya. 

Begitupula ketika kamu merasa tidak pantas dengan pasanganmu. Jangan segera menyerah dan memilih pergi. Namun, ubahlah cara pandangmu. Berusaha untuk menjadi orang yang pantas bersamanya. 

Maybe, you feel nothing.
But for someone, you’re something.


Berfikir Positif

Semua hal dalam kehidupan ini tentu butuh perjuangan. Tak terkecuali soal pasangan bukan? Eits, perjuangan ini bukan berarti kamu bawa senjata atau pedang seperti berperang loh ya. 

Ketika kamu berdoa untuk kebaikan dirimu dan kebaikan dia itu juga sudah termasuk sebuah perjuangan. Doa juga bisa membuatmu berfikir positif terhadap hal yang akan jadi di masa depan. Perkara jodoh itu nggak mungkin tertukar.

Nah, itulah preskpektif saya tentang I Love You but I'm Letting Go! Terima kasih sudah membaca tulisan prespektif yang sangat receh ini. Selamat bermalam minggu semua.

With love,
andayani rhani


Reactions

10 Komentar

  1. Yes, point nya memang harus bisa memantaskan diri dan upgrade diri. Tulisan menarik mbak ;) Salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga kak ^•^ Blognya tentang traveling yah? Menarik nih

      Hapus
  2. Itulah mengapa ada istilah cinta bertepuk sebelah tangan hehe

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Sama-sama kak, terima kasih juga sudah berkunjung ^•^

      Hapus
  4. Kalau bertepuk sebelah tangan, ya sudah relakan. Tapi kalau saling cinta cuma merasa nggak pantas, ya perbaiki diri.
    Wah... Saya suka. Merasa diri kita nggak baik untuk orang lain Padahal kita saling cinta, trus seenaknya pergi itu egois banget. Lebik baik saling memantaskan diri biar makin cinta.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget kak Astira, kadang niatnya ingin melihat dia bahagia padahal bahagianya dia sama kita ahh begitulah~

      Hapus
  5. Bertepuk sebelah tangan saya dulu juga sering ngalamin kwkwk.... betul kalau saling cinta tapi tiba-tiba pergi lalu bilang alasan klasik, "kamu terlalu baik buat aku" itu sedih banget ngapain coba kan. Btw Salam kenal ya saya dari 1 minggu 1 cerita :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga kak Anggi, wah sama nih kita korban cinta bertepuk sebelah tangan xixixi

      Hapus

Thank you for your time to come by and leave comment! Follow me on Instagram @andayanirhani, let me know you found me from my blog, and I'll follow you back :)
-Xoxo