Beberapa waktu lalu saya dibuat resah karena buku paket yang saya pinjam dari perpustakaan harus dikembalikan sebelum tanggal ujian akhir semester dimulai. Saya fikir akan ada SK lanjutan tentang peminjaman buku, mengingat surat keterangan direktur memperpanjang status kuliah daring. Eh hasilnya zonk dong.
Sayapun sudah mengirim email pada pihak pustakawan. Tapi sampai hari ini tidak ada jawaban. Hiks hiks hiks...
Karena waktu yang mendesak tersebut saya berusaha untuk mendapatkan jasa pengiriman kilat yang bisa mengirimkan buku paket saya. Agar keesokan harinya dapat dikembalikan oleh teman saya yang berdomisili dekat dengan kampus.
Tanpa berlama-lama lagi, meluncurlah saya ke kantor jasa ekspedisi JNT.
Kenapa JNT? Ada beberapa alasan mengapa saya memilih ekspedisi ini.
Pertama, karena jarak rumah saya dengan jasa ekspedisi ini lumayan dekat. Saya hanya butu waktu 5 meni untuk sampai lokasi.
Kedua, tentu karena sudah terbiasa menerima dan mengirim paket lewat JNT.
Ketiga, karena ada layanan jemput paket. Jadi nggak perlu repot-repot ke kantornya. Namun, berhubung mas-masnya biasa ngambil paket saat sore hari. Sayapun harus ke kantor JNT pagi itu. Dengan harapan, barang saya besok sudah tiba di tujuan.
Sesampainya di kantor JNT, saya menunggu beberapa menit karena operator sedang melayani paket yang diambil langsung oleh seorang penerima.
Setelah selesai, saya diberi kertas untuk menuliskan informasi tentang pengirim dan penerima.
Kalau paket kilat besok sampai bisakah kak?
Tanya saya.
Wanita berhijab di depan saya terkejut.
Beliau pun tidak bisa memastikan karena semua tergantung situasi di perjalanan dan waktu yang dibutuhkan kurir di lapangan. Dia juga pun menyarankan saya untuk mencoba menggunakan layanan jasa ekspedisi lain. Karena JNT hanya bisa mengirimkan paket reguler.
Tidak ada pilihan, sayapun mencoba untuk mendatangi kantor ekspedisi JNE. Berbekal informasi dari google maps, meluncurlah saya ke lokasi. Jaraknya lumayan jauh dengan rumah saya. Sekitar 10 menit jika berkendara dengan motor.
Sesampainya di tempat yang saya tuju. Ternyata zonk lagi, permirsaah. Alamat yang ada di google maps ternyata tidak ada. Sayapun mencoba bertanya kepada seorang tukang bengkel dan seorang pelangganya.
Beruntungnya bapak dan mas-mas tersebut ramah dan menyampaikan alamat kantor JNE dengan jelas.
Usut punya usut, ternyata kantor yang saya temui itu sudah pindah.
Setelah beberapa menit berkendara, tibalah saya di tempat tujuan. Ada sabun beserta tempat cuci tangan yang disediakan sebelum masuk ke ruangan.
Mbak-mbaknya pun menggunakan masker. Di sana saya segera menjelaskan maksud kedatangan yang ingin mengirimkan paket kilat.
Namun sayang sekali teman-teman. Lagi-lagi mbaknya bilang bahwa saya tidak bisa melakukan ekspedisi kilat karena alamat teman saya masuk di daerah Demak. Sementara jasa paket kilat JNE hanya bisa di dalam satu kota yang sama.
Kalau ke alamat tersebut estimasi berapa hari kak?
Kira-kira 4 sampai 6 hari kak.
Jawabnya.
Membayangkan angka dari jawaban mbak tersebut perut saya seketika mules. Lama banget yaampun. Teman sayapun sangat menyayangkan hal tersebut.
Menurutnya, rumahnya di perbatasan dan tidak jauh dari kota Semarang.
Tak kehilangan akal, sayapun mencoba menghubungi teman saya yang lain.
Alhamdulillah kali ini bisa. Namun, lagi-lagi mbaknya mewanti-wanti saya bahwa jadwal kedatangan paket tidak bisa dipastikan. Bisa pagi kemungkinan juga bisa sore harinya.
Oke, saya bilang nggak papa. Dari pada nunggu berhari-hari lagi kan kasihan teman saya. Mana akan ada UAS.
Saya fikir akan mengeluarkan uang berpuluh-puluh ribu, mengingat paket yang saya kirim ini adalah paket kilat. Tapi lagi-lagi dugaan saya salah saudara-saudara. Ternyata 14.000 saja. Uh senengnya bukan main. Padahal saya sudah membawa uang dua puluh ribuan. Lumayan kan enam ribunya bisa buat beli cilok.
Oke, setelah selesai sayapun pulang. Di malam hari, seperti biasanya ketika insom melanda. Saya akan melakukan aktivitas blogwalking dan membalas satu persatu komen netijen di blog ini.
Tiba-tiba ponsel saya bergetar, teman saya ngirim pesan. Dia memberikan kabar bahwa paketnya sudah sampai.
Hah serius?
Padahal kalau paketnya sampai esok hari pun saya sudah pasrah karena di daerah saya dari sore sampai malam itu hujan deras.
Jadi, dari pengalam ini saya bisa belajar untuk tidak menunda-nunda waktu dan menyimpulkan beberapa hal tentang dua jasa ekspedisi ini.
Jika kamu mau mengirim paket tanpa susah-susah keluar rumah dan tidak memiliki batas waktu, kamu bisa memakai jasa antar JNT. Namun, jika ingin mengirim paket kilat di dalam kota yang sama, kamu bisa menggunakan JNE.
To be honest, saya sangat suka dengan pelayanan keduanya karena nggak ada yang PHP. Kedua jasa layanan ini sangat suportif dan profesional. Semua di jelaskan secara transparan dan jelas.
Nggak bisa ya bilang ga bisa. Bisa ya bisa. Juga pada JNE yang memiliki kecepatan diluar ekspektasi. Saya harap semua jasa layanan kirim semua dapat profesional seperti ini. Terima kasih sudah membaca pengalaman saya.
3 Komentar
seharusnay memang begitu ya, diberitahu dari awal. kalau JNE aku kjeluar koat yang gak begt jauh walau reguler seahri nyampe
BalasHapuskalau dari sisi jangkauan, JNE memang lebih unggul karena outletnya banyak. kalau saya memang pakai JNE kalo kirim paket, Alhamdulillah paketnya bisa sampai lebih cepat dari ekspektasi ya mba
BalasHapusKalau di tempatku, area jabodetabek sini, paket kilat atau reguler menggunakan JNE biasanya bisa sampai keesokan harinya alias 1-2 hari aja. Berbeda dengan JNT yang paket regulernya suka nggak nentu kedatangannya kapan, kadang bisa cepat banget, kadang bisa sampai 1 minggu padahal masih dalam area yang sama 😭
BalasHapusJadi, aku lumayan kapok pakai Jnt dan lebih suka memakai JNE atau Sicepat. Kalau terpaksa, baru deh aku pakai Jnt 😂
Thank you for your time to come by and leave comment! Follow me on Instagram @andayanirhani, let me know you found me from my blog, and I'll follow you back :)
-Xoxo