Hello guys! Tabir surya atau sunscreen merupakan salah satu produk perawatan wajah yang wajib digunakan setiap hari. Sunscreen berfungsi untuk melindungi kulit dari sinar UV B yang dapat menyebabkan efek terbakar (sunburn) dan UV A yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker kulit, penuaan dini, hingga noda hitam.
Bahaya Sinar UVA dan UVB |
Banyak yang bilang kalau sunscreen itu ibarat jodoh alias soulmate. Karena dalam memilih produk sunscreen yang tepat juga bisa dibilang gampang-gampang susah. Selain bisa melindungi juga harus nyaman di hati, cielah.
Sejarah Sunscreen
Sejarah tabir surya atau sunscreen sudah dimulai sejak peradaban kuno. Perkembangan produk ini pun cukup panjang, hingga akhirnya menjadi produk yang beragam seperti kita gunakan sampai hari ini ini.
Bangsa Mesir Kuno dulu biasa menggunakan tanaman beras sebagai penyerap sinar UV serta minyak jasmine (bunga melati) untuk memperbaiki kulit yang rusak. Sedangkan peradaban Yunani Kuno menggunakan minyak zaitun untuk hal serupa.
Sunscreen sintetis pertama kali digunakan pada tahun 1928. Sedangkan produk sunscreen komersial pertama dikeluarkan oleh seorang ahli kimia dan pendiri perusahaan kecantikan L’Oreal bernama Engene Schueller.
Perkembangan Sunscreen Modern
Perkembangan sunscreen modern dimulai pada tahun 1944 oleh seorang tentara Amerika bernama Benjamin Green. Sebelum menjadi seorang apoteker, dia bekerja di bidang milter sebagai penerbang saat perang dunia ke II.
Tuntutan pekerjaan yang sering terpapar secara langsung oleh sinar matahari ini memotivasinya membuat produk bernama Red Vet Pet untuk menghambat radiasi dari sinar UV. Produk tersebut akhirnya mulai dikomersilkan pada awal tahun 1950 di bawah merek gadis Coppertone dan Bain de Soleil.
Sayangnya, produk yang dibuat Green mirip seperti petrolatum jelly. Memiliki warna merah dan bertekstur sangat sticky (lengket). Sehingga kurang nyaman digunakan beraktivitas sehari-hari.
Akhirnya pada tahun 1946, seorang ahli kimia Austria bernama Franz Greiter untuk pertama kalinya memperkenalkan produk tabir surya modern yang efektif. Produk ini kemudian diberi nama Gletscher Crème atau Krim Glacier.
Glacier Cream dari Piz Buin |
Penemuan tersebut diilhami oleh oleh luka sunburn yang ia dapatkan setelah mendaki gunung Piz (berada di perbatasan Swiss dan Austria). Oleh karena itu, perusahaan yang membuat produk tabir surya dari dasar penemuannya menggunakan nama Piz Buin untuk mengenang gunung yang didaki Greiter. Perusahaan tersebut masih menjadi pemasar produk tabir surya (sunscreen) hingga sekarang.
Fakta tentang Sunscreen
Taukah kamu bahwa di era 1990-an, sunscreen pernah dianggap menjadi faktor penyebab kanker kulit melanoma? Dari studi yang dilakukan di Australia, menemukan bahwa penggunaan sunscreen ternyata masih menyebabkan sunburn dan melanoma (salah satu jenis kanker kulit yang berkembang pada sel pigmen kulit penghasil melanin atau biasa dikenal dengan melanosit).
Kurangnya edukasi pada zaman tersebut membuat orang-orang mulai panik dan tidak mempercayai sunscreen lagi. Padahal kenyataanya, sunscreen yang diproduksi pada zaman tersebut hanya mengandung UV Filter untuk mengatasi sinar UV B yang dapat menyebabkan efek sunburn (membakar kulit).
Sedangkan sinar UV A yang dapat menyebabkan jangka panjang tidak dapat teratasi. Oleh karena itu, sunscreen generasi berikutnya dikembangkan kembali untuk melindungi kulit dari serangan sinar UV B sekaligus UV A dengan tambahan kandungan zinc dan titanoum oxide.
Perbedaan Sunscreen dan Sunblock
Perbedaan sunblock dan sunscreen |
Selain sunscreen, istilah tabir surya yang akrab di telinga masyarakat adalah sunblock. Bagi orang awam tentu akan bingung dan bertanya-tanya, apa perbedaan sunscreen dan sunblock? Perbedaan dari dua jenis tabir surya ini terdapat pada cara kerja, pemakaian, dan teksturnya.
Sunblock bekerja secara langsung dengan membuat lapisan di atas kulit untuk menghalau (mem-block) sinar matahari. Sunblock memiliki tekstur yang sangat tebal dan rata-rata berwarna putih. Sehingga stabir surya ini lebih sering digunakan pada seluruh bagian tubuh pada saat hendak berenang atau berjemur.
Sedangkan sunscreen bekerja dengan menyerap sinar UV kemudian menyaringnya menjadi panas untuk dikeluarkan oleh kulit. Tabir surya jenis ini memerlukan waktu menyerap dan bekerja secara efektif untuk melindungi kulit. Oleh karena itu, dianjurkan untuk menggunakannya 20-30 menit sebelum terkena sinar matahari secara langsung.
Selain itu, sunscreen juga diformulasikan secara khusus untuk kulit wajah dan leher. Karena kulit di area tersebut lebih sensitif dan berbeda dari kulit pada bagian tubuh lainnya. Sehingga jangan heran jika tekstur dari sunscreen lebih ringan dan mudah dibaurkan.
Jenis-jenis sunscreen
Ada berbagai jenis sunscreen yang beredar di pasaran. Jenis sunscreen sendiri dapat kita bedakan menjadi 2. Sunscreen berdasarkan komposisi bahan pembuatnya (ingredients) dan berdasarkan bentuk/teksturnya.
Jenis Suncreen Berdasarkan Ingredients
Sunscreen berdasarkan ingredients yang dapat kita temukan sampai saat ini terdiri dari 3 jenis. Yaitu Physical Sunscreen, Chemical Sunscreen, dan Hybrid Sunscreen.
Physical Sunscreen
Disebut juga inorganic atau mineral sunscreen. Suncreen jenis ini sangat mudah dikenali karena hanya memiliki 2 UV Filter berupa Titanium Dioxide dan Zinc Oxide.
Kelebihan dari Physical sunscreen adalah dapat digunakan untuk pemilik kulit sensitif hingga ibu hamil karena tidak berpotensi menyebabkan reaksi iritasi. Namun, teksturnya sangat thick sehingga seringkali menyebabkan white cast.
Karena teksturnya ini, physical sunscreen lebih sering digunakan oleh pemilik kulit kering. Contoh produk yang tergolong physical sunscreen adalah Acnes UV Tint SPF 35 PA+++, Axis-Y Complete No-Stress Physical Sunscreen SPF50+ PA++++, dan Innisfree Perfect UV Protection Cream Triple Care SPF 50+ PA++++
Chemical Suncreen
Chemical Suncreen memiliki nama lain organic sunscreen. Sesuai namanya, jenis ini berasal dari bahan organik dan memiliki banyak jenis UV Fiter. Contohnya seperti Oxybenzone, Octorylene, Avobenzone, PABA, Tinosorb S/M, Uvinul A, dan lain sebagainya.
Kelebihan jenis chemical sunscreen adalah teksturnya yang light-weight (ringan). Dia juga sedikit bahkan tidak menyebabkan whitecast sama sekali. Sehingga lebih nyaman digunakan sehari-hari khususnya bagi kulit oily atau kombinasi.
Namun dibalik kelebihannya itu, beberapa bahan chemical sunscreen terkadang berpotensi menimbulkan alergi. Untuk beberapa orang, penggunaan sunscreen jenis ini terkadang juga menyebakan rasa perih di area sekitar mata.
Beberapa ingredients chemical sunscreen yang biasanya menyebabkan perih di bagian mata adalah
Contoh produk Chemical Sunscreen adalah Emina Sun Protection SPF 30 PA+++, For Skin’s Sake Weightless Sunscreen SPF 50 PA++++ , Kiehl’s Ultra Light Daily UV Defense SPF 50 PA+++ , dan Biore UV Aqua Rich Essence
Hybrid Sunscreen
Jenis yang ketiga adalah hybrid sunscreen. Seperti namanya, jenis ini merupakan gabungan antara ingredients dari physical dan chemical sunscreen.
Hybrid sunscreen memiliki kelebihan gabungan dari physical dan chemical sunscreen. Teksturnya ringan digunakan sehari-hari dan memiliki proteksi seperti physical sunscreen. Selain itu sunscreen jenis ini juga minim menimbulkan white cast.
Namun dibalik kelebihannya itu, hybrid sunscreen juga memiliki potensi untuk menimbulkan alergi (meskipun lebih sedikit) karena mengandung chemical ingredients. Contoh produk Hybrid sunscreen lokal adalah ANNESA beauty sunscreen.
Jenis Suncreen Berdasarkan Tektsturnya
Selain ingredients, sunscreen biasanya dibedakan dari segi tekstur ataupun bentuknya. Dari kategori ini sunscreen biasa kita temui ada bertekstur gel, cream, spay, powder, hingga suncreen stick yang sedang trend belakangan ini.
Sunscreen Gel
Contoh Sunscreen dengan Tekstur Gel |
Sunscreen dengan tekstur ini biasanya water based dan golongan sunscreen Chemical. Ciri dari gel sunscreen adalah tekstur yang sangat ringan, mudah dibaurkan, tidak meninggalkan whitecast, cepat menyerap, dan biasanya dikemas dengan kemasan tube. Dari teksturnya tersebut, sunscreen gel ini cocok untuk jenis kulit oily atau kombinasi.
Suncreen Cream
Contoh Sunscreen dengan tekstur cream |
Sunscreen dengan tekstur cream memiliki kemampuan melembabkan lebih tinggi dibanding jenis lainnya. Ciri dari sunscreen cream adalah teksturnya yang tebal dan padat. Untuk jenis tertentu kadang meninggalkan whitecast. Meskipun bisa digunakan untuk semua jenis kulit. Namun sunscreen dengan tekstur cream ini lebih cocok untuk kulit dry (kering).
Sunscreen Lotion
Sunscreen lotion adalah perpaduan tekstur cream yang watery khas gel. Teksturnya berupa lotion ini bermanfaat untuk melembabkan dan cukup ringan ketika digunakan. Sehingga cocok untuk semua jenis kulit.
Sunscreen Spray
Bagi pemilik kulit sensitif, jenis spray sunscreen sangat disarankan. Karena penggunaan sunscreen jenis ini tidak bersentuhan langsung dengan kulit. Sehingga meminimkan efek iritasi maupun alergi. Selain itu, keunggulan sunscreen spay adalah mudah digunakan untuk reapply.
Sunscreen Stick
Selain jenis di atas, sunscreen stick menjadi primadona awal tahun ini. Sunscreen ini sangat mudah digunakan dan cenderung berukuran mungil. Sehingga lebih travel friendly. Dari teksturnya sendiri, sunscreen stick cukup padat sehingga cocok untuk kulit normal.
Istilah dalam Sunscreen
Setelah mengetahui tentang sejarah, fakta, hingga jenis-jenis sunscreen. Tentu nggak afdol kalau kita nggak bahas istilah dalam sunscreen kan ya. Karena mungkin bagi kamu ada beberapa istilah yang masih tidak paham.
Sebenarnya istilah dalam sunscreen ini sudah pernah aku bahas di dalam artikel Istilah di Dunia Skincare yang Perlu Diketahui. Tapi di kesempatan kali ini akan aku bahas secara lebih detail lagi.
Apa Itu SPF?
Masih ingat dengan Greiter penemu sunscreen modern yang efektif? Ahli kimia ini jugalah yang berjasa menemukan SPF. Ia menerapkan perhitungan sebelumnya dari Friedrich Ellinger dan Rudolf Schulze hingga menghasilkan "Sun Protection Factor" (SPF), yang menjadi standar global untuk mengukur efektivitas perlindungan matahari hingga saat ini.
Kata SPF sering ditemukan pada berbagai produk skincare dan makeup. Label ini menunjukkan seberapa lama kamu bisa terpapar sinar matahari sebelum kulit terbakar setelah pemakaian produk tersebut.
Bagaimana Cara Menghitung SPF?
Jika kulitmu biasanya terbakar 10 menit setelah terpapar sinar matahari tanpa menggunakan perlindungan sunscreen. Cara menghitungnya cukup kalikan tingkat SPF yang produk tersebut miliki dengan 10 menit.
Contohnya, produk sunscreen yang kamu gunakan memiliki SPF 30. Berarti kamu akan aman dari sinar matahari selama 5 jam atau 300 menit (30 x 10). Begitu pula perhitungan seterusnya untuk SPF 45 atau 50.
Apa Itu PA pada Sunscreen?
Istilah PA atau Protection Grade of UV A biasanya terdapat dalam produk sunscreen untuk menjaga kulit dari sinar UVA dan diikuti dengan simbol ++ (plus). Semakin banyak simbol +, maka mengindikasikan semakin kuat produk tersebut dalam menjaga kulit dari sinar UV A.
PA + = 2-4x (artinya memiliki kemampuan proteksi yang rendah terhadap UV A)
PA ++ = 4-8x (mengindikasikan kemampuan proteksi sedang)
PA +++ = 8-16x (artinya kemampuan proteksi kuat)
PA ++++ = >16x (artinya kemampuan proteksinya sangat kuat)
Cara Menggunakan Sunscreen yang Baik dan Benar
Dalam menggunakan suatu produk tentu kadang kita dihampiri pertanyaan tertentu. Di pembahasan kali ini aku akan menyertakan pertanyaan seputar sunscreen yang biasanya ditanyakan teman-teman. Sekaligus cara menggunakan sunscreen yang baik dan benar.
Siapa yang Harus Menggunakan Sunscreen?
Semua orang wajib menggunakan sunscreen. Tidak perduli apapun gender atau jenis kulitnya. Banyak orang berfikir bahwa sunscreen hanya perlu digunakan untuk orang kulit putih. Padahal kenyataanya pemilik kulit gelap pun membutuhkan sunscreen untuk melindunginya dari efek sinar UV B dan sinar jahar UV A matahari.
Penggunaan sunscreen juga sangat dianjurkan untuk semua kalangan. Tidak terbatas usia. Karena matahari tentunya tidak memilih umur subjek yang akan ia sinari. Sunscreen juga sudah mulai dianjurkan untuk digunakan pada bayi berusia lebih dari 6 bulan.
Sunscreen dengan Berapa SPF yang Bagus Digunakan?
Sunscreen dengan SPF 15 adalah rekomendasi minimum FDA (bahan pengawas kesehatan Amerika) untuk perlindungan terhadap kanker kulit dan kulit terbakar. Namun, AAD (American Academy of Dermatology) merekomendasikan memilih tabir surya dengan SPF minimal 30.
Kapan Menggunakan Suncreen?
Waktu menggunakan sunscreen adalah ketika pagi. Intinya sejak muncul hingga terbenamnya matahari dan harus dilakukan rutin setiap hari. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan FDA bahwa orang yang rutin menggunakan sunscreen sangat berpengaruh pada elasitas dan kesehatan kulit.
Bolehkah Meggunakan Sunscreen di Malam Hari?
Pernahkah kalian berfikir pertanyaan di atas? Jika iya, jawabannya adalah sah-sah saja. Tidak ada yang melarang penggunaan sunscreen di malam hari. Hanya saja fungsi perlindungannya menjadi tidak ada. Namun, tetap bisa bermanfaat untuk melembabkan kulit karena adanya bahan lain seperti moisturizer pada sunscreen.
Penggunaan Sunscreen Hanya Ketika Keluar Rumah Saja?
Hal tersebut merupakan statement yang salah besar. Kita harus menggunakan sunscreen di manapun tempatnya. Bahkan saat di dalam rumah dan tidak terkena sinar matahari secara langsung seperti situasi saat WFH ini. Karena sinar UV matahari masih dapat masuk melalui jendela, gorden, serta celah-celah manapun.
Digunakan di Akhir Step Skincare dan Sebelum Makeup
Pelembab atau sunscreen dulu? Jika dilihat dari segi fungsinya, sunscreen bekerja untuk melindungi kulit dari sinar matahari. Oleh karena itu, penggunaan sunscreen sangat disarankan di akhir step skincare dan sebelum makeup.
Mengapa Menggunakan Sunscreen Harus 2 Ruas Jari?
Banyak orang yang pro kontra dengan takaran ini. Namun, kenyataannya jari manusia memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. Sama halnya seperti ukuran wajah manusia. Sehingga ukuran jari ini bisa dikatakan cukup efektif digunakan menjadi takaran penggunaan sunscreen di wajah hingga leher.
Berapa Kali Penggunaan Sunscreen?
Pemakaian sunscreen tidak cukup dilakukan hanya 1 kali setiap hari. Kenapa? Karena dalam aktivitas sehari-hari ada banyak faktor seperti keringatan dan juga tangan yang sering mampir ke wajah. Sehingga menggeser lapisan sunscreen itu sendiri.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk melakukan reapply (mengaplikasikan kembali) sunscreen selama 2-4 jam sekali. Tergantung dengan tingkat SPF dan efektivitas sunscreen yang kamu gunakan.
Itulah asal usul, fungsi, istilah, cara menggunakan sunscreen yang baik dan benar. Semoga setelah membaca artikel ini kamu bisa lebih aware dalam menggunakan tabir surya dan dapat menemukan sunscreen yang tepat untuk jenis kulitmu ya!
Cheers,
2 Komentar
makasih sharingnya
BalasHapusSama" kak Tira semoga bermanfaat ^^
HapusThank you for your time to come by and leave comment! Follow me on Instagram @andayanirhani, let me know you found me from my blog, and I'll follow you back :)
-Xoxo